Kamis, 15 Januari 2015

KIAT MENGHADAPI INTERVIEW

0 komentar
KIAT MENGHADAPI INTERVIEW
Interview merupakan salah satu ujian terakhir yang harus dilewati oleh calon pekerja baru. Banyak orang yang gagal dalam melakukan ujian terakhir ini. Sikap dan karakter merupakan hal yang penting yang harus kita perlihatkan ketika ingin melakukan interview. Berikut merupakan kiat kiat yang diperlukan ketika melakukan interview :
  1. Datang lebih awal
Datang lebih awal merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mengatur emosi saat melakukan interview. Sebab apabila kita datang terlambat kita akan tergesa gesa mengabitkan kepanikan dan mengacaukan pikiran serta pelajaran yang telah kita pelajari sebelumnya.
  1. Bersikap sopan
Berpenampilan rapi dan bersikap sopan merupakan nilai tambah untuk kita sebagai calon pekerja. Mulailah dengan memberi salam serta berjabat tangan. Hal tersebut dilakukan untuk mengurangi sedikit ketegangan dengan interviewer.
  1. Aktif dalam percakapan
Hal ini kita terapkan untuk menciptakan kesan yang akrab dengan interviewer. Aktif dalam percakapan tak berarti kita harus berbicara banyak. Bicaralah dengan singkat dan jelas ketika interviewer mengajukan pertanyaan.
  1. Menguasai materi yang akan diuji
Sebagai usaha untuk mengurangi tingkat nervous kita dalam interview pekerjaaan, cobalah pelajari berbagai jenis pertanyaan yang mungkin akan diajukan kepada kita saat interview. Persiapkan jawabannya sebelum hari H.
  1. Memperlihatkan minat dan semangat
Ekspresi wajah kita akan sangat berpengaruh pada kesan interviewer terhadap kita. Ekspresi yang monoton tidak akan membuat interviewer berminat dan yakin akan kemampuan kita. Ceritakan tentang pengalaman yang telah kita jalani dengan ekspresi yang bersemangat untuk meyakinkan interviewer bahwa kita akan sukses melakukan pekerjaan yang baru nantinya berkat pengalaman dimasa lalu.
  1. Mengucapakan salam

Setelah wawancara selesai jangan lupa ucapkan terima kasih pada interviewer karena kita telah diberikan kesempatan untuk interview meskipun kita nantinya tidak diterima bekerja di perusahaan tersebut atau tidak tertarik pada pekerjaaan tersebut. 

RENCANA BISNIS

0 komentar
RENCANA BISNIS

Rencana bisnis sangatlah diperlukan bagi seseorang yang ingin menjadi seorang wirausaha yang sukses. Selain itu juga diperlukan strategi yang baik dan harus dapat melihat peluang yang besar. Menurut inpres No.7 Tahun 1999 “Perencanaan strategis merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 1 (satu) tahun sampai dengan 5 (lima) tahun dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbul”
Perencanaan yang strategis akan memberikn manfaat yang cukup baik dalam menjalankan bisnis, berikut beberpa manfaat tersebut :
  Sebagai sarana untuk memfasilitasi terciptanya anggaran yang efektif;
  Sebagai sarana untuk memfokuskan manajer pada pelaksanaan strategi yang telah ditetapkan;
  Sebagai sarana untuk memfasilitasi dilakukannya alokasi sumber daya yang optimal;
  Sebagai rerangka untuk pelaksanaan tindakan jangka pendek;
  Sebagai sarana bagi manajemen untuk memahami strategi organisasi;
  Sebagai alat untuk memperkecil rentang alternatif strategis.
Adapun beberapa analisis yang diguakan di dalam strategi bisnis.
Analisis lingkungan :
  Analisis lingkungan satker adalah untuk mengetahui keadaan atau posisi satker sehingga dapat dirumuskan strategi dalam rangka mencapai visi, misi dan tujuan.
  Salah satu metode yang dilakukan adalah dengan analisis SWOT
  kekuatan, kelemahan, kesempatan dan tantangan (SWOT Analisis)
  Menetapkan posisi organisasi berdasarkan analsis dan strategi yang diambil ke depan
Analisis Lingkungan (SWOT) :
  1. Lingkungan internal
                Untuk mengidentifikasi kekuatan unggulan (strenght) dan kelemahan (weaknesses)      suatu organisasi
  1. Lingkungan eksternal.
                Untuk mengidentifikasi peluang (opportunities) dan ancaman (threat) yang dihadapi oleh organisasi
Analisa lingkungan terbagi menjadi lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Berikut merupakan analisanya.
Aspek lingkungan internal :
  Aspek Sumber Daya Keuangan
  Aspek Sumber Daya Manusia
  Aspek Sarana dan Prasarana
  Aspek Informasi yang tersedia

Aspek lingkungan eksternal :
  Politik
  Ekonomi
  Sosial
  Kependudukan
  Peraturan perundang-undangan
  Task Environment (pesaing, pemasok, shareholder dan pelanggan)

Strenght, weaknesses, opportunities, dan threat (SWOT) berfungsi sebagai Merumuskan strategi perusahaan dengan melihat keadaan yang ada baik dari internal maupun eksternal yang meliputi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.
Lima Kesalahan yang Sering Terjadi dalam Penyusunan Rencana Bisnis
Berikut ini adalah lima kesalahan yang sering terjadi dalam penyusunan rencana bisnis berkenaan dengan pengajuan pinjaman dan menarik investor, yaitu :
1. Terlalu banyak informasi
Apakah rencana bisnis yang terdiri dari 25-50 halaman lebih baik dari 200 halaman? Jawabannya adalah” YA”.  Sebagian besar pemberi pinjaman dan investor akan fokus pada beberapa poin spesifik melihat peluang bisnis yang ditawarkan, sehingga rencana bisnis yang terlalu tebal memungkinkan tidak dibaca dan membosankan.
Perlu diingat, bahwa tujuan Anda membuat rencana bisnis bukan untuk menunjukkan pada pembaca atas luas dan dalamnya pengetahuan Anda, akan tetapi untuk menunjukan elemen kunci rencana bisnis yang memberikan harapan masa depan cerah bagi bisnis yang dimaksud.
Jika ada informasi yang tidak dapat dipisahkan dari rencana bisnis, sebaiknya disisipkan pada bagian di belakang sebagai lampiran untuk informasi pendukung pembaca.
2. Menyembunyikan kelemahan bisnis
Beberapa pemikiran yang diyakini oleh penulis rencana bisnis yang gagal, karena mereka sering menyembunyikan kelemahan bisnisnya. Contohnya, “ Mengapa kita menulis sesuatu yang justru akan memberikan kesan negatif” atau “setelah kita mendapatkan dana, kami dapat menangani kelemahan yang ada”.
Jika penulis rencana bisnis menyembunyikan kelemahan bisnisnya maka ia berpotensi gagal dan fatal dalam usahanya. Sementara, investor yang cerdas akan menemukan jawabannya mungkin dalam 10 menit pertama, kemudian timbul pertanyaan pada benak investor, “Apa lagi yang belum Anda sampaikan kepada saya?"
Ketika Anda telah kehilangan unsur kepercayaan, maka telah hilanglah kesempatan untuk mendapatkan dana. Cara terbaik menangani kelemahan bisnis adalah menjelaskan kelemahan yang ada dan rencana yang efektif untuk mengatasi kelemahan yang dimaksud.
3. Saluran distribusi tidak jelas
Rencana bisnis harus menjelaskan bagaimana produk dan jasa secara efektif sampai kepada pasar yang dituju. Ketidakjelasan sistem distribusi, mengakibatkan terhambatnya produk dan jasa sampai ke pelanggan. Pada akhirnya dapat mengancam kelangsungan bisnis.
Di bawah ini  contoh pernyataan yang menginformasikan kepada investor bahwa produk yang tidak mempunyai sistem distribusi yang jelas akan mengancam kelangsungan bisnis.
"Kami akan pasarkan produk kami melalui internet,  distributor, agen, grosir, direct selling, gerai ritel, telemarketing,”
4. Lemahnya analisa persaingan
Daftar nama dan alamat dari pesaing bisnis yang ada tidaklah cukup. Investor sangat tertarik untuk mengetahui apa yang  Anda ketahui tentang pesaing bisnis. Misalnya strategi bisnis, kompetensi inti, sistem distribusi, keunggulan, serta kelemahan yang mereka miliki. Mengetahui hanya sedikit tentang pesaing Anda, adalah bukti bahwa Anda tidak mempersiapkan bisnis dengan benar, termasuk melakukan persaingan bisnis.


5. Proyeksi keuangan tidak berkualitas
Proyeksi keuangan yang tidak didukung dengan analisa dan perkiraan yang memadai akan memberikan ketidakpercayaan kepada investor.
Rencana bisnis harus membuktikan kepada kreditor dan investor bahwa perusahaan mampu membayar kembali pinjaman dan menghasilkan pengembalian yang menarik.
Komponen proses manajemen strategi :
Manajemen strategis secara umum didefinisikan sebagai suatu proses yang berorientasi masa depan yang memungkinkan organisasi untuk membuat keputusan hari ini untuk memposisikan diri untuk kesuksesan di masa mendatang. Pandangan yang lebih tradisional dari manajemen strategis menggunakan pendekatan linear dimana pertama dilakukan pemantauan terhadap lingkungan organisasi (baik internal dan eksternal), strategi dirumuskan, strategi yang diimplementasikan dan lantas kemajuan organisasi terhadap strategi kemudian dievaluasi. Kecepatan pacu saat ini dari perubahan menyatakan bahwa tahap perumusan dan pelaksanaan harus lebih diintegrasikan lebih erat untuk memastikan bahwa sejalan terjadinya perubahan dan timbulnya masalah di implementasi, strategi tersebut kembali dikunjungi secara terus menerus.
Pemantauan lingkungan harus mencakup baik internal dan komponen eksternal. Sementara sebagian besar organisasi merasa nyaman dengan pemindaian lingkungan internal, mereka masih memiliki lebih banyak kesulitan dengan bagian eksternal. Organisasi yang hanya melihat ke dalam masih kehilangan setengah dari persamaan utuh untuk membuat keputusan yang lebih efektif bagi perusahaan. Beberapa elemen yang biasa digunakan untuk memeriksa kondisi eksternal meliputi industri sebagai suatu keseluruhan (termasuk tren yang berdampak pada industri), dan tren sosial dalam empat bidang utama: ekonomi, teknologi, tren politik-hukum, serta sosial-budaya.
Ada tiga tingkatan strategi dibuat dalam organisasi yang lebih besar, yakni meliputi strategi perusahaan, bisnis, dan fungsional (atau operasional). Sementara strategi perusahaan akan menentukan bisnis apakah yang perusahaan akan benar-benar beroperasi di sana, strategi bisnis akan menentukan bagaimana perusahaan akan bersaing di masing-masing bisnis yang telah dipilih. Dan strategi tingkat operasional akan menentukan bagaimana masing-masing bidang fungsional (seperti sumber daya manusia atau akuntansi) benar-benar akan mendukung strategi-strategi bisnis dan korporasi. Semua strategi ini harus berkaitan erat untuk memastikan bahwa organisasi bergerak ke arah yang menyatu.
Data dari pemantauan lingkungan ini kemudian digunakan untuk membuat rencana strategis bagi organisasi - yang kemudian dilaksanakan. Sebuah pepatah lama menyatakan bahwa "gagal dalam merencanakan sama dengan merencanakan untuk gagal”. Jika sebuah organisasi tidak merencanakan arahnya, dia juga terbilang tidak mengambil kendali atas masa depannya. Tahap implementasi melibatkan hampir semua anggota organisasi. Akibatnya, perusahaan akan perlu melibatkan lebih banyak karyawan dalam tahap perencanaan. Sementara perhatian historis lebih diberikan untuk tahap perencanaan, organisasi saat ini yang cerdik juga menyadari sifat kritis dari aspek pelaksanaan. Rencana terbaik tak ada artinya jika implementasinya cacat.
Komponen terakhir dari manajemen strategis adalah evaluasi dan pemantauan kemajuan perusahaan ke arah sasaran strategisnya. Organisasi-organisasi yang meyakini bahwa proses terbilang selesai setelah rencana diimplementasikan hanya akan menemukan diri mereka menemui kegagalan. Penting sekali bagi organisasi untuk terus memantau kemajuannya.