RENCANA BISNIS
Rencana
bisnis sangatlah diperlukan bagi seseorang yang ingin menjadi seorang wirausaha
yang sukses. Selain itu juga diperlukan strategi yang baik dan harus dapat
melihat peluang yang besar. Menurut inpres No.7 Tahun 1999 “Perencanaan
strategis merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin
dicapai selama kurun waktu 1 (satu) tahun sampai dengan 5 (lima) tahun dengan
memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbul”
Perencanaan
yang strategis akan memberikn manfaat yang cukup baik dalam menjalankan bisnis,
berikut beberpa manfaat tersebut :
Sebagai
sarana untuk memfasilitasi terciptanya anggaran yang efektif;
Sebagai
sarana untuk memfokuskan manajer pada pelaksanaan strategi yang telah
ditetapkan;
Sebagai
sarana untuk memfasilitasi dilakukannya alokasi sumber daya yang optimal;
Sebagai
rerangka untuk pelaksanaan tindakan jangka pendek;
Sebagai
sarana bagi manajemen untuk memahami strategi organisasi;
Sebagai
alat untuk memperkecil rentang alternatif strategis.
Adapun
beberapa analisis yang diguakan di dalam strategi bisnis.
Analisis
lingkungan :
Analisis
lingkungan satker adalah untuk mengetahui keadaan atau posisi satker sehingga
dapat dirumuskan strategi dalam rangka mencapai visi, misi dan tujuan.
Salah
satu metode yang dilakukan adalah dengan analisis SWOT
kekuatan,
kelemahan, kesempatan dan tantangan (SWOT Analisis)
Menetapkan
posisi organisasi berdasarkan analsis dan strategi yang diambil ke depan
Analisis
Lingkungan (SWOT) :
- Lingkungan internal
Untuk mengidentifikasi kekuatan
unggulan (strenght) dan kelemahan (weaknesses) suatu organisasi
- Lingkungan eksternal.
Untuk mengidentifikasi peluang (opportunities)
dan ancaman (threat) yang dihadapi oleh organisasi
Analisa
lingkungan terbagi menjadi lingkungan internal dan lingkungan eksternal.
Berikut merupakan analisanya.
Aspek
lingkungan internal :
Aspek
Sumber Daya Keuangan
Aspek
Sumber Daya Manusia
Aspek
Sarana dan Prasarana
Aspek
Informasi yang tersedia
Aspek lingkungan eksternal :
Politik
Ekonomi
Sosial
Kependudukan
Peraturan
perundang-undangan
Task
Environment (pesaing, pemasok, shareholder dan
pelanggan)
Strenght,
weaknesses, opportunities, dan threat (SWOT) berfungsi sebagai Merumuskan
strategi perusahaan dengan melihat keadaan yang ada baik dari internal maupun
eksternal yang meliputi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.
Lima
Kesalahan yang Sering Terjadi dalam Penyusunan Rencana Bisnis
Berikut
ini adalah lima kesalahan yang sering terjadi dalam penyusunan rencana bisnis
berkenaan dengan pengajuan pinjaman dan menarik investor, yaitu :
1. Terlalu
banyak informasi
Apakah
rencana bisnis yang terdiri dari 25-50 halaman lebih baik dari 200 halaman?
Jawabannya adalah” YA”. Sebagian besar pemberi pinjaman dan investor akan
fokus pada beberapa poin spesifik melihat peluang bisnis yang ditawarkan,
sehingga rencana bisnis yang terlalu tebal memungkinkan tidak dibaca dan
membosankan.
Perlu
diingat, bahwa tujuan Anda membuat rencana bisnis bukan untuk menunjukkan pada
pembaca atas luas dan dalamnya pengetahuan Anda, akan tetapi untuk menunjukan
elemen kunci rencana bisnis yang memberikan harapan masa depan cerah bagi
bisnis yang dimaksud.
Jika
ada informasi yang tidak dapat dipisahkan dari rencana bisnis, sebaiknya
disisipkan pada bagian di belakang sebagai lampiran untuk informasi pendukung
pembaca.
2. Menyembunyikan kelemahan bisnis
Beberapa
pemikiran yang diyakini oleh penulis rencana bisnis yang gagal, karena mereka
sering menyembunyikan kelemahan bisnisnya. Contohnya, “ Mengapa kita menulis
sesuatu yang justru akan memberikan kesan negatif” atau “setelah kita
mendapatkan dana, kami dapat menangani kelemahan yang ada”.
Jika
penulis rencana bisnis menyembunyikan kelemahan bisnisnya maka ia berpotensi
gagal dan fatal dalam usahanya. Sementara, investor yang cerdas akan menemukan
jawabannya mungkin dalam 10 menit pertama, kemudian timbul pertanyaan pada
benak investor, “Apa lagi yang belum Anda sampaikan kepada saya?"
Ketika
Anda telah kehilangan unsur kepercayaan, maka telah hilanglah kesempatan untuk
mendapatkan dana. Cara terbaik menangani kelemahan bisnis adalah menjelaskan
kelemahan yang ada dan rencana yang efektif untuk mengatasi kelemahan yang
dimaksud.
3. Saluran distribusi tidak jelas
Rencana
bisnis harus menjelaskan bagaimana produk dan jasa secara efektif sampai kepada
pasar yang dituju. Ketidakjelasan sistem distribusi, mengakibatkan terhambatnya
produk dan jasa sampai ke pelanggan. Pada akhirnya dapat mengancam kelangsungan
bisnis.
Di
bawah ini contoh pernyataan yang menginformasikan kepada investor bahwa
produk yang tidak mempunyai sistem distribusi yang jelas akan mengancam
kelangsungan bisnis.
"Kami
akan pasarkan produk kami melalui internet, distributor, agen, grosir, direct
selling, gerai ritel, telemarketing,”
4. Lemahnya analisa persaingan
Daftar
nama dan alamat dari pesaing bisnis yang ada tidaklah cukup. Investor sangat
tertarik untuk mengetahui apa yang Anda ketahui tentang pesaing bisnis.
Misalnya strategi bisnis, kompetensi inti, sistem distribusi, keunggulan, serta
kelemahan yang mereka miliki. Mengetahui hanya sedikit tentang pesaing Anda,
adalah bukti bahwa Anda tidak mempersiapkan bisnis dengan benar, termasuk
melakukan persaingan bisnis.
5. Proyeksi keuangan tidak berkualitas
Proyeksi
keuangan yang tidak didukung dengan analisa dan perkiraan yang memadai akan
memberikan ketidakpercayaan kepada investor.
Rencana
bisnis harus membuktikan kepada kreditor dan investor bahwa perusahaan mampu
membayar kembali pinjaman dan menghasilkan pengembalian yang menarik.
Komponen proses manajemen strategi :
Manajemen strategis secara umum didefinisikan sebagai suatu
proses yang berorientasi masa depan yang memungkinkan organisasi untuk membuat
keputusan hari ini untuk memposisikan diri untuk kesuksesan di masa mendatang.
Pandangan yang lebih tradisional dari manajemen strategis menggunakan
pendekatan linear dimana pertama dilakukan pemantauan terhadap lingkungan
organisasi (baik internal dan eksternal), strategi dirumuskan, strategi yang
diimplementasikan dan lantas kemajuan organisasi terhadap strategi kemudian
dievaluasi. Kecepatan pacu saat ini dari perubahan menyatakan bahwa tahap
perumusan dan pelaksanaan harus lebih diintegrasikan lebih erat untuk
memastikan bahwa sejalan terjadinya perubahan dan timbulnya masalah di
implementasi, strategi tersebut kembali dikunjungi secara terus menerus.
Pemantauan lingkungan harus mencakup baik internal dan komponen
eksternal. Sementara sebagian besar organisasi merasa nyaman dengan pemindaian
lingkungan internal, mereka masih memiliki lebih banyak kesulitan dengan bagian
eksternal. Organisasi yang hanya melihat ke dalam masih kehilangan setengah
dari persamaan utuh untuk membuat keputusan yang lebih efektif bagi perusahaan.
Beberapa elemen yang biasa digunakan untuk memeriksa kondisi eksternal meliputi
industri sebagai suatu keseluruhan (termasuk tren yang berdampak pada
industri), dan tren sosial dalam empat bidang utama: ekonomi, teknologi, tren
politik-hukum, serta sosial-budaya.
Ada tiga tingkatan strategi dibuat dalam organisasi yang lebih
besar, yakni meliputi strategi perusahaan, bisnis, dan fungsional (atau
operasional). Sementara strategi perusahaan akan menentukan bisnis apakah yang
perusahaan akan benar-benar beroperasi di sana, strategi bisnis akan menentukan
bagaimana perusahaan akan bersaing di masing-masing bisnis yang telah dipilih.
Dan strategi tingkat operasional akan menentukan bagaimana masing-masing bidang
fungsional (seperti sumber daya manusia atau akuntansi) benar-benar akan
mendukung strategi-strategi bisnis dan korporasi. Semua strategi ini harus
berkaitan erat untuk memastikan bahwa organisasi bergerak ke arah yang menyatu.
Data dari pemantauan lingkungan ini kemudian digunakan untuk
membuat rencana strategis bagi organisasi - yang kemudian dilaksanakan. Sebuah
pepatah lama menyatakan bahwa "gagal dalam merencanakan sama dengan
merencanakan untuk gagal”. Jika sebuah organisasi tidak merencanakan arahnya,
dia juga terbilang tidak mengambil kendali atas masa depannya. Tahap
implementasi melibatkan hampir semua anggota organisasi. Akibatnya, perusahaan
akan perlu melibatkan lebih banyak karyawan dalam tahap perencanaan. Sementara
perhatian historis lebih diberikan untuk tahap perencanaan, organisasi saat ini
yang cerdik juga menyadari sifat kritis dari aspek pelaksanaan. Rencana terbaik
tak ada artinya jika implementasinya cacat.
Komponen terakhir dari manajemen strategis adalah evaluasi dan
pemantauan kemajuan perusahaan ke arah sasaran strategisnya.
Organisasi-organisasi yang meyakini bahwa proses terbilang selesai setelah
rencana diimplementasikan hanya akan menemukan diri mereka menemui kegagalan.
Penting sekali bagi organisasi untuk terus memantau kemajuannya.